Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Kurelakan dirimu

Entah mengapa tiba – tiba saja aku takut. Sore ini seperti biasa aku menonton sinema keluarga kesukaanku, kemudian kulanjutkan dengan bermain PS hingga petang. Bosan dengan hanya seperti itu aku lalu mulai menyalakan computer kesayanganku, meskipun sudah cukup tua namun aku masih bersyukur berkat benda tua inilah semua tugas kuliahku dapat terselesaikan.menggunakan fasilitas internet dirumahku memang tidak susah karena ayah sengaja berlangganan wi-fi demi memudahkan semua pekerjaan ayah yang berhubungan dengan internet. Ayahku adalah seorang konsultan keuangan, ia memiliki agensi sendiri yang menyediakan jasa konsultan bagi bermacam – macam perusahaan, tak jarang ayah menerima pekerjaan dari perusahaan asing, sehingga fasilitas internet sangat dibutuhkan bagi ayah. Melanjutkan aktivitasku sore ini aku membuka akun Facebookku dan melihat beberapa notifikasi. Oh ternyata salah seorang temanku berulangtahun hari ini, kusempatkan menulis didindingnya untuk sekadar mengucapkan selamat

ABC sampai Z

"Hidup ini selalu dihampiri oleh banyak pilihan, tergantung bagaimana setiap orang memilih jalan hidupnya masing - masing" Jadi satu - satunya anak laki - laki dirumah emang nggak gampang.Sejak gw kecil sering banget dikasih wejangan *pesan* dari orang - orang tua untuk selalu kuatlah, nggak boleh cengenglah, harus jagain kakak perempuanlah, dan seabrek tugas dan larangan yang musti gw patuhi. Emang sih gw bukan berasal dari keluarga yang superior disiplin namun aturan agama dan etika sosial sangat diperhatikan oleh keluarga gw *sama aja dong* . Papa dan Mama selalu memberikan kebebasan buat anak - anaknya memilih apa yang mereka suka, meskipun kadang - kadang akhirnya tetep aja mereka yang memutuskan boleh atau tidaknya. Gw masih inget banget saat esde ketika ada orang yang nanyain apa cita – cita gw dengan lantang gw pasti akan menjawab pengen jadi polisi. Tapi karena gw ini anaknya sering ngerasa bosen sama satu hal akhirnya gw hijrah dan mendeklarasikan bahwa cita

Cerbung : Langkah kaki kecil

hidup ini terlalu kejam baginya. anak seumurnya harus menanggung beban berat dikepalanya. terlahir sebagai anak dari keluarga yang tidak utuh bukan hal mudah bagi kebanyakan orang. begitupun dengan seorang anak yang kukenal. hidup dengan suasana rumah yang kacau membuat anak itu mau tidak mau menjadi anak yang sedikit berbeda dengan anak lain seusianya. terlatih hidup mandiri dan menjalankan pekerjaannya sendiri membuat anak itu merasasa kesepian. orang tua yang seharusnya melindunginya malah meninggalkan beban yang berat baginya. ibunya yang selalu sibuk mencari uang dan ayahnya yang sibuk dengan minuman kerasnya. pertengkaran bukan hal yang asing dirumah anak itu. hingga suatu saat ia berjanji ingin meninggalkan rumah itu. luka dihati anak itu nampaknya tak mudah terobati meski anak itu selalu berusaha menutupi kesedihannya, aku tahu hatinya sering menangis. hingga tiba hari dimana kedua orangtuanya resmi bercerai entah apa yang harus dilakukan anak itu, terluka karena ditinggalka