Entah mengapa tiba – tiba saja aku takut. Sore ini seperti biasa aku menonton sinema keluarga kesukaanku, kemudian kulanjutkan dengan bermain PS hingga petang. Bosan dengan hanya seperti itu aku lalu mulai menyalakan computer kesayanganku, meskipun sudah cukup tua namun aku masih bersyukur berkat benda tua inilah semua tugas kuliahku dapat terselesaikan.menggunakan fasilitas internet dirumahku memang tidak susah karena ayah sengaja berlangganan wi-fi demi memudahkan semua pekerjaan ayah yang berhubungan dengan internet. Ayahku adalah seorang konsultan keuangan, ia memiliki agensi sendiri yang menyediakan jasa konsultan bagi bermacam – macam perusahaan, tak jarang ayah menerima pekerjaan dari perusahaan asing, sehingga fasilitas internet sangat dibutuhkan bagi ayah. Melanjutkan aktivitasku sore ini aku membuka akun Facebookku dan melihat beberapa notifikasi. Oh ternyata salah seorang temanku berulangtahun hari ini, kusempatkan menulis didindingnya untuk sekadar mengucapkan selamat
Setiap pagi aku selalu melihat anak itu berjalan kaki menuju sekolahnya. Dengan seragam yang lusuh dan sepatu yang bolong – bolong itulah yang membawa langkahnya untuk menuntut ilmu. Anak itu yang kukenal dengan nama Subandi atau yang akrab dipanggil Andi. Dengan usianya yang baru 11 tahun Andi harus mengalami lika – liku kehidupa yang keras. Kehidupan Andi sebelumnya memang sangat jauh dari keadaannya saat ini, dulunya Andi adalah seorang anak dari salah satu pengusaha meubel yang cukup sukses di kota ini, namun 2 tahun lalu bersamaan dengan krisis moneter yang menimpa Indonesia banyak pengusaha – pengusaha kecil hingga besar yang gulung tikar, hal itu juga yang menimpa keluarga Andi. Sejak saat itu Andi dan keluarganya pindah ke desa ini, desa yang mungkin tidak mereka harapkan sebelumnya. Andi dulunya merupakan siswa Boarding School dengan nilai akademis yang bagus, namun semenjak kematian ayahnya 6 bulan yang lalu semangat Andi untuk sekolah menjadi semakin ciut. Andi merasa kehi
Remember When. "Ketika sebuah penyesalan tidak lagi berarti, ketika air mata tak dapat lagi membangunkan jiwa yang tlah pergi". Ratu masih saja mengurung diri didalam kamarnya. Bahkan seruan mamanya untuk makan dam mandipun ia abaikan. Rengekan Putri adik perempuan yang sangat ratu kasihipun tak dapat meruntuhkan kesedihannya saat ini. Mama Ratu semakin khawatir karena sudah beranjak sore Ratu masih tidak juga keluar dari kamarnya. Semalam Ratu pulang dalam keadaan basah kuyup sambil menangis, namun ketika mamanya menanyakan apa yang terjadi Ratu tidak juga menjawab dan memilih untuk langsung berlari kekamarnya. Ratu amalia Wirawan, sebuah nama yang tidak akan mudah dilupakan oleh Raja. Ratu merupakan gadis cantik yang periang dan berpikiran cerdas, selain itu Ratu juga sangat baik hati. Selama berpacaran selama lebih dari 3 tahun tidak pernah sekalipun Raja melihat Ratu marah terhadapnya. Namun semuanya berubah semalam Ratu menjadi gadis yang pemarah dan kekan
Komentar
Posting Komentar